Rajungan merupakan hasil laut yang dapat diandalkan sebagai komoditi perikanan laut yang dapat menghasilkan devisa dan mempunyai potensi yang besar untuk sebagai komoditi ekspor bagi NKRI.
Di negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang, perikanan beberapa jenis kepiting sudah menjadi perikanan andalan dan menghasilkan devisa yang tidak sedikit bagi Negara tersebut karena disamping teknologi yang memadai didukung juga SDM dan Alat Tangkap yang bisa meningkatkan hasil tangkap secara signifikan.
Ada Empat golongan kepiting komersial yang menjadi andalan perikanan kepiting di Amerika Serikat, yaitu
1. blue crab (kepiting biru) termasuk suku Portunidae yang merupakan satu suku dengan rajungan dan kepiting Indonesia.,
2. king crab, tidak terdapat diperaiaran kita dan satu bangsa dengan kelomang, termasuk kedalam suku Lithodidae, marga Paralithodes
3. tanner crab terdiri atas sedikitnya tiga jenis yaitu Chionoecetes bairdi, C. apilio dan C.tanneli, kesemuanya termasuk suku Majidae.
4. Dungeness crab Atau Market Crab adalah kepiting dari jenis Cancer magister dari suku Cancridae.
Walaupun Indonesia tidak seperti perikanan kepiting di Amerika, Di beberapa Laut kita seperti di wilayah sebagian besar pantai utara pulau jawa, pantai sulawesi hasil rajungan perlu diperhitungkan sebagai hasil perikanan. Tentu ini perlu mengembangkan daerah-daerah baru diseluruh wilayah NKRI karena pasar produk rajungan di Indonesia cukup terbuka lebar tetapi karena hasil perikanan ini masih kecil skalanya,
Pengelolaan Sumberdaya Rajungan
Beberapa Cara menangkap Rajungan yang dilakukan oleh para nelayan disebagian besar Peraiaran laut Indonesia di antaranya :
1. Jaring Kejer merupakan jenis jaring yang dilengkapi pelampung dan pemberat yang dapat menghadang ruaya rajungan. Jaring ini dipasang pada malam hari ditebar dilaut pada sore hari dan keesokan harinya sebelum matahari terbit diangkat kembali. Kelemahan dari alat ini adalah jaring kejer cepat rusak, hasilnya juga kurang maksimal, kelebihan dari alat ini yaitu praktis
2. Garuk/Garok, alat ini digarukan sepanjang dasar laut dengan perahu motor yang bergerak perlahan-lahan sehingga rajungan yang terdapat didasar laut ikut tergaruk dan tertangkap. Bersama Rajungan banyak jenis hewan dasar lain ikut tertangkap. Alat ini termasuk alat pembasmi dan merusak keseimbangan ekosistem laut kelebihan alat ini alat ini tidak
3. Jaring Bubu atau Wadong/Wuwu atau Bintur alat ini disebut juga jarring angkat atau Lift-net. Alat tangkap inilah sekarang yang paling banyak dipakai oleh nelayan sebagai perangkap untuk menangkap rajungan karena alat ini sangat membantu nelayan dalam hal peningkatan hasil tangkap rajungan sangat signifikan dibandingkan kedua alat diatas, kelemahan alat tangkap ini yaitu Bubu sebagai jaring perangkap memerlukan umpan yaitu ikan, hal ini kalau dipasaran tersedia ikan tidak ada masalah akan tetapi pada waktu belum musim ikan hal ini akan membingungkan para nelayan. Bubu ada yang berbentuk Persegi, atau Bulat terbuat dari bahan kawat yang dilapisi oleh bahan jaring PE.
Di negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang, perikanan beberapa jenis kepiting sudah menjadi perikanan andalan dan menghasilkan devisa yang tidak sedikit bagi Negara tersebut karena disamping teknologi yang memadai didukung juga SDM dan Alat Tangkap yang bisa meningkatkan hasil tangkap secara signifikan.
Ada Empat golongan kepiting komersial yang menjadi andalan perikanan kepiting di Amerika Serikat, yaitu
1. blue crab (kepiting biru) termasuk suku Portunidae yang merupakan satu suku dengan rajungan dan kepiting Indonesia.,
2. king crab, tidak terdapat diperaiaran kita dan satu bangsa dengan kelomang, termasuk kedalam suku Lithodidae, marga Paralithodes
3. tanner crab terdiri atas sedikitnya tiga jenis yaitu Chionoecetes bairdi, C. apilio dan C.tanneli, kesemuanya termasuk suku Majidae.
4. Dungeness crab Atau Market Crab adalah kepiting dari jenis Cancer magister dari suku Cancridae.
Walaupun Indonesia tidak seperti perikanan kepiting di Amerika, Di beberapa Laut kita seperti di wilayah sebagian besar pantai utara pulau jawa, pantai sulawesi hasil rajungan perlu diperhitungkan sebagai hasil perikanan. Tentu ini perlu mengembangkan daerah-daerah baru diseluruh wilayah NKRI karena pasar produk rajungan di Indonesia cukup terbuka lebar tetapi karena hasil perikanan ini masih kecil skalanya,
Pengelolaan Sumberdaya Rajungan
Beberapa Cara menangkap Rajungan yang dilakukan oleh para nelayan disebagian besar Peraiaran laut Indonesia di antaranya :
1. Jaring Kejer merupakan jenis jaring yang dilengkapi pelampung dan pemberat yang dapat menghadang ruaya rajungan. Jaring ini dipasang pada malam hari ditebar dilaut pada sore hari dan keesokan harinya sebelum matahari terbit diangkat kembali. Kelemahan dari alat ini adalah jaring kejer cepat rusak, hasilnya juga kurang maksimal, kelebihan dari alat ini yaitu praktis
2. Garuk/Garok, alat ini digarukan sepanjang dasar laut dengan perahu motor yang bergerak perlahan-lahan sehingga rajungan yang terdapat didasar laut ikut tergaruk dan tertangkap. Bersama Rajungan banyak jenis hewan dasar lain ikut tertangkap. Alat ini termasuk alat pembasmi dan merusak keseimbangan ekosistem laut kelebihan alat ini alat ini tidak
3. Jaring Bubu atau Wadong/Wuwu atau Bintur alat ini disebut juga jarring angkat atau Lift-net. Alat tangkap inilah sekarang yang paling banyak dipakai oleh nelayan sebagai perangkap untuk menangkap rajungan karena alat ini sangat membantu nelayan dalam hal peningkatan hasil tangkap rajungan sangat signifikan dibandingkan kedua alat diatas, kelemahan alat tangkap ini yaitu Bubu sebagai jaring perangkap memerlukan umpan yaitu ikan, hal ini kalau dipasaran tersedia ikan tidak ada masalah akan tetapi pada waktu belum musim ikan hal ini akan membingungkan para nelayan. Bubu ada yang berbentuk Persegi, atau Bulat terbuat dari bahan kawat yang dilapisi oleh bahan jaring PE.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar